Posts

Showing posts from December, 2014

The Methodology of Mathematics | by Ronald Brown and Timothy Porter

Introduction We start with some general questions to which we believe it is helpful for students to be able to formulate some kind of answers. The question for teachers of mathematics at all levels is to what extent, if at all, the training of mathematicians should involve professional discussion of, and assessment in, possible answers to these questions, such as those given or suggested here. Some basic issues for mathematicians Is mathematics important? If so, for what, in what contexts,and why? What is the nature of mathematics, in comparison with other subjects? What are the objects of study of mathematics? What is the importance of mathematics? It is not generally recognised how much of a part mathematics plays in our daily lives. Some of the mathematics is of course quite old: every day we use numbers, graphs, addition and multiplication. It is easy to forget that the invention of these was at one time a great discovery. The replacement of Ro

Kau Benar - Benar Merepotkan

Kau benar – benar merepotkan Mungkin hanya sepenggal kalimat itu yang bisa aku katakan saat ini, kau benar – benar merepotkan. Merepotkan banyak hal dalam hidupku. Bahkan kau masih tak menyadari jika kamu benar – benar merepotkan. Tapi sayang sekali, sepertinya kau akan selalu merepotkan diriku. Coba perhatikan, segala sesuatu pasti dimulai dari ‘0’ (nol) kan ? bahkan ketika ku mulai memendam perasaan ini, bukankah dimulai dari 0 ? Dari 0 aku memulainya, dari 0 aku memperhatikanmu , berusaha untuk dapatkan perhatianmu, berusaha untuk dapatkan perasaanmu, berusaha agar aku tidak memulainya lebih dulu :(  masih kah kau tak menyadarinya ? Benar – benar merepotkan. Apa kamu sudah mengetahui , selama kau tak disini – aku tidak merasa baik – aku terjerambab dalam perasaan yang merepotkan ini, perasaan yang saat ini hanya bisa ku biarkan tanpa harus membuatnya menjadi nyata , perasaan yang membuatku berpikir bahwa kau hanya khayalan semata, tidak untuk menjadi “nyata” untuk kemba

Gigit Jari

aku tak peduli bagaimana orang menilaimu, aku tak peduli bagaimana kita dipertemukan , aku tak peduli bagaimana caramu memperlakukanku. kau tetap yang terhebat dihatiku aku tak mengerti, bagaimana harus menuliskan perasaan ini, perasaan yang muncul dengan sangat tidak wajar. bagaimana bisa perasaan ini muncul hanya dengan memandangimu saja, apa aku telah dibutakan oleh perasaanku sendiri ?  aku tak punya keberanian untuk memulai, aku takut. aku takut kau tidak akan menghiraukanku dan perasaanku. aku juga takut jika perasaan ini akan berakhir sia-sia. maka, harus bagaimana ? harus bagaimana aku menyembunyikan perasaan ini ? sedangkan perasaan ini tumbuh terlampau cepat , aku pun tak bisa mengendalikannya.  maafkan aku, jika aku menyukaimu. maafkan aku jika aku mulai mencintaimu. maafkan aku. aku tidak pernah meminta agar perasaan suka ini berubah jadi cinta, aku tidak pernah meminta kau sering melintas di pandanganku. semua ini salahku, memang tidak sepantasnya aku masuk

Kau Sudah Tahu Jawabannya , Pergilah

“kau sudah tahu jawabannya , pergilah” Terasa berbeda, memang berbeda semenjak kau tak disini. Entahlah. Aku bingung, mungkin lebih dari bingung. Aku tak tahu bagaimana harus menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti ini. Setelah kau pergi , ya setelah kau pergi. Memang , sakit bercampur cinta, benci bercampur rindu, musnah bercampur harap. Tapi apa daya , apa yang bisa aku lakukan ? APA ? Pagi itu, tak ku temui lagi pesan singkatmu, tak kutemui lagi candaan kecil darimu, tak kutemui lagi foto lucumu, tak kutemui lagi kata-kata singkat yang menyejukkan hatiku, semuanya tak kutemui lagi. Saat itu, aku pun bertanya pada diriku, “secepat inikah?” , “Oh Tuhan, aku belum terbiasa seperti ini” , “Tuhan, akan seperti inikah seterusnya, selamanya?” biarkan waktu yang menjawab. Sembunyikan setiap air mata yang menetes, berharap ini tidak nyata, berharap ini tak akan terjadi, berharap kau kan kembali. Entahlah, sepertinya konyol sekali berharap seperti itu. Terasa perih, saat ku t