ilusi
Tentang cinta, mungkin kau tak mengalaminya seperti aku. Dan
mungkin apa yang kurasakan berbeda dengan apa yang kau bayangkan.
Semua datang dan pergi tanpa mampu kita cegah atau kita
tolak hadirnya. Seperti inilah aku yang harus tertunduk saat kau pergi dariku.
Aku yang hanya bisa terdiam memunguti semua kenangan tentangmu.
Pertemuan adalah sebab perpisahan, tak ada yang salah dengan
itu selain angin derita yang merampasmu dari hidupku. Aku tak peduli kemanapun
kau pergi, aku akan selalu mencarimu. Aku rela untuk menderita, aku ikhlas
untuk jalani kisah nestapa, namun tidak untuk kehilanganmu. Aku tak tahu apakah
esok matahari hidupku masih bersinar tanpamu.
Tapi sungguh, apa yang kukatakan ini benar benar dari dalam
hatiku. Membayangkan dirimu tengah bercengkerama dengan seseorang yang
menyukaimu membuatku merasa bahwa posisiku yang sudah mulai rapuh dalam hatimu
akan dengan cepat terganti.
Saat kau sudah bersama dengannya, kaget mengetahuinya. Aku
bahkan tak sempat untuk berteriak kaget apalagi mencari pegangan untuk
menghentikan tubuhku yang seakan lumpuh seketika.
Hanya tinggal sedikit saja untuk meyakinkannya tentang
kesungguhan perasaanku dan semuanaya pasti akan baik – baik saja. namun
kenyataan berkata lain. Aku baru sadar bahwa aku tak seperti dulu ketika aku
memilikimu. Sadar karena kini kau telah bersama yang lain. Terimakasih , karena
selama ini kau telah menjadi garis finish yang membuatku merasa nyaman saat kau
memandangku, teduh.
Ketika cinta tak dapat memilih dan dipilih, maka hilang
sudah harapan-harapan kebahagiaan. Aku terlanjur gila karenamu, kekasih.
Comments
Post a Comment