Hanya Dalam Diam
Aku takut. Aku tegaskan sekali lagi aku takut. Aku takut kau
tak sempat buktikan janjimu. Aku takut kau tak bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk, mana yang serius mana yang bercanda, mana yang benar benar
berjuang untukmu atau hanya sekedar pelarian.
Aku tau, mungkin ketakutanku menurutmu terlalu berlebihan
hingga membuat diriku selalu meragukanmu. Tapi ketahuilah bahwa ketakutanku
sungguh beralasan. Aku takut kehilangan ‘rasa’ yang ada dihatimu itu. Rasa yang
sungguh memang tak biasa, tak pernah diharapkan datangnya , bahkan tak tahu
kapan akan rasa itu akan musnah.
Aku tak pernah takut kehilangan dirimu, buktinya selama ini
aku selalu menunggumu dalam diam, dalam kejauhan yang mungkin kau tak pernah
menyadarinya. Dalam diam, aku bisa merasakan bahwa aku memilikimu seutuhnya,
dalam diam aku tak menerima penolakan apapun dari dirimu, hanya dalam diam.
Hanya dalam diam, aku bisa tersenyum sendiri melihatmu dari
kejauhan. Dalam diam, aku bisa mendoakanmu walau aku tau doaku tak kan selalu
dikabulkan oleh Tuhan. Dalam diam, aku bisa menikmati kebersamaan semu antara
aku dan dirimu. Hanya dalam diam, aku tak akan pernah merasakan kepedihan luka
yang akan kau berikan.
Karena dalam diam, aku tak pernah membayangkan bahwa kita
akan berpisah. Karena dalam diam, aku tak pernah membayangkan aku akan
kehilanganmu. Karena dalam diam, aku tak pernah membayangkan kau menghindar
dari diriku. Karena dalam diam, aku tak pernah membayangkan kau akan menolak
rasa yang kumiliki ini. Semuanya hanya ada dalam diam.
Aku tau, mungkin dalam diam logika sedang bertentangan
dengan perasaan. Logika mengatakan bahwa di dunia sesungguhnya pun kau tak
menyadari kehadiranku. Logika juga mengatakan bahwa diriku tak akan pernah
bersatu denganmu untuk menjadi kita. Namun perasaan berkata lain. Aku
memilikimu dalam diam, aku sepenuhnya mencintaimu dalam diam, aku menunggumu
menyadari kehadiranku dalam diam.
Cukup dengan ku pejamkan mata, aku membayangkan dirimu ada
di dekatku, aku membayangkan kau memelukku, aku membayangkan kita selalu
bersama. Cukup dengan ku pejamkan mata, aku membayangkan bahwa aku memanglah
pilihanmu, aku membayangkan tak ada yang lain selain aku di hatimu, aku
membayangkan dunia kita akan baik baik saja dan penuh kegembiraan, aku
membayangkan kita menghabiskan waktu bersama sepanjang hari. Namun saat ku buka
mata ini, seketika itu pula khayalan itu hilang, kosong, dan tak ada harapan.
Meskipun kau pikir ini merupakan cara yang terlalu konyol
untuk mencintaimu , namun aku menikmati semua ini dalam diam. Semuanya hanya
dalam diam, dan cukup dengan pejamkan mata sesaat.
Yakinlah bahwa diriku selalu menantimu, dalam diam. Kapanpun kau tanyakan rasaku, jawabanku akan tetap sama seperti awal kita bertemu. :)
Comments
Post a Comment