Kau Benar - Benar Merepotkan

Kau benar – benar merepotkan

Mungkin hanya sepenggal kalimat itu yang bisa aku katakan saat ini, kau benar – benar merepotkan. Merepotkan banyak hal dalam hidupku. Bahkan kau masih tak menyadari jika kamu benar – benar merepotkan. Tapi sayang sekali, sepertinya kau akan selalu merepotkan diriku.

Coba perhatikan, segala sesuatu pasti dimulai dari ‘0’ (nol) kan ? bahkan ketika ku mulai memendam perasaan ini, bukankah dimulai dari 0 ? Dari 0 aku memulainya, dari 0 aku memperhatikanmu , berusaha untuk dapatkan perhatianmu, berusaha untuk dapatkan perasaanmu, berusaha agar aku tidak memulainya lebih dulu :( masih kah kau tak menyadarinya ? Benar – benar merepotkan.

Apa kamu sudah mengetahui , selama kau tak disini – aku tidak merasa baik – aku terjerambab dalam perasaan yang merepotkan ini, perasaan yang saat ini hanya bisa ku biarkan tanpa harus membuatnya menjadi nyata , perasaan yang membuatku berpikir bahwa kau hanya khayalan semata, tidak untuk menjadi “nyata” untuk kembali lagi di kehidupanku. Kau benar – benar merepotkan.

Bahkan, sekalipun aku bisa membaca pikiran setiap orang, namun bukan perkara mudah bagiku untuk membaca pikiranmu. Mana mungkin aku bisa membaca pikiran orang yang benar – benar aku cintai. Menjadi salah satu ketakutanku ketika aku berusaha membaca pikiranmu, aku takut akan mengetahui jika ternyata perasaanmu tidak sama seperti yang aku bayangkan. Bahkan untuk sekedar “menebak” pikiranmu dengan akurat, aku tak mampu. Aku takut. Bagaimana bisa seseorang menyimpulkan perasaan orang yang ia cintai dengan akurat ? Ku rasa itu hal yang mustahil untuk banyak orang.

Dengan semua perasaan yang mengganggu ini, aku berusaha memastikan bahwa diriku baik – baik saja. Berkata pada semua orang yang ku temui bahwa aku berada dalam keadaan yang baik. Mencoba membuat wajah yang seakan-akan tanpa beban ketika bertemu dengan siapa saja, membuat mata yang sebenarnya ingin menitikkan air mata ini seakan-akan selau berbinar, membuat bibir yang sebenarnya selalu bergetar ketika mengucap namamu seakan-akan lancar dan fasih ketika berbicara, bukankah semua hal itu merepotkan ? Harus berapa lama seperti ini ? Mempertahankan akting seperti ini di depan orang banyak , harus berapa lama lagi ?


Aku bosan dengan keadaan yang seperti ini, bosan dengan rutinitasku yang selalu beradegan bahwa aku baik – baik saja tanpamu. Kau benar – benar merepotkan hidupku. 

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Makanan